Pages

Wednesday, April 11, 2018

Perkembangan Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) di Amerika dan Jepang



Bahasa Indonesia adalah Bahasa Nasional sekaligus sebagai pemersatu bahasa dari seluruh daerah, suku dan adat di Indonesia. Semakin berkembangnya dunia, Bahasa Indonesia pun ikut berkembang seiring perkembangan zaman. Perkembangan tersebut tak hanya tentang perluasan kosakata, tetapi juga meliputi pengajar dan jangkauan orang asing yang ingin menguasai Bahasa Indonesia. Tak ayal, Bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) sangat dibutuhkan. Pada perkembangannya, BIPA telah tersebar diberbagai mancanegara. Menurut Dadang Sunendar, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud yang dikutip oleh Republika, mengatakan bahwa tahun ini BIPA akan lebih terfokus dengan Negara yang berada di Kawasan ASEAN (2016). Dengan diumumkannya penyebaran BIPA ke Negara ASEAN, tak berarti BIPA kurang tersebar rata ke Negara-negara lainnya. Cina, Jerman, Prancis, Amerika Serikat, Jepang, Maroko, Tunisia, dan Mesir adalah contoh Negara selain Kawasan ASEAN yang menerima BIPA.
Dalam penyebarannya ke Negara selain ASEAN, Amerika adalah Negara yang telah menerima pengajar BIPA sejak abad ke 20-an. Profil BIPA dan program BIPA yang terdapat di Amerika dan Jepang belum diketahui pasti walau ada satu atau dua sumber mengatakan bahwa program yang masuk di kedua negara tersebut yaitu program umum, namun penyelenggaraan BIPA dan perkembangan BIPA di Amerika telah diekspos ke media. Seperti yang diposting oleh Robita, tentang sejarah dan perkembangan BIPA, setidaknya ada sembilan universitas yang mengajarkan BIPA, seperti University of California, Cornell University, Michigan University, dan Hawaii University yang dibantu oleh KBRI dalam pengelolaannya (2012). Dalam pengajaran di Amerika Serikat (AS),pengajar BIPA juga harus menyesuaikan metodenya seperti yang dikutip oleh republika dengan terpilihnya pengajar BIPA, tak hanya pengajar tetapi juga panitia penyeleksi juga menyesuaikan kemampuan dan gaya mengajar yang dipakai di Negara tersebut. Apabila sudah sesuai, para pengajar BIPA yang bekerjasama dengan KBRI dan KJRI di AS menerima mereka untuk menempati tempat yang disediakan sekolah, universitas ataupun rumah bahasa (Fizriyani, 2016).
Menengok ke Jepang, sama halnya dengan Amerika tentang profil dan jenis program belum jelas tereksposnya ke media. Namun, sudah dipastikan bahwa BIPA di Negara tersebut telah diadakan sejak 1990-an dan berkembang melalui penyelenggaraan di 26 universitas. Ada 6 universitas sebagai mata kuliah wajib pada jurusan Bahasa Indonesia yaitu di Tokyo University of Foreign Studies, Tenri University, Lembaga Ilmu-ilmu Bahasa Asia-Afrika, dan Kyoto Career College of Foreign Languages. Adapun BIPA dijadikan sebagai mata kuliah pilihan di 17 universitas lainnya, serta ada program kelas malam yang tentu saja mengajarkan Bahasa Indonesia yang disebut open college. Selain itu, lembaga non formal pun banyak yang mengajarkan Bahasa Indonesia yaitu di lembaga kursus dan pusat-pusat kebudayaan, seperti seperti INJ Culture Center, Yomiuri Culture Center, Asahi Culture Center, Mainichi Culture Center, NHK Culture Center, B & B Language Training School, Japan Asia Culture Center, Asia Bunka Kaikan, dan IC Nagoya. Dengan mengetahui hal ini, dapat diketahui bahwa perkembangan BIPA di Negara Jepang termasuk pesat dengan banyaknya universitas yang mengajarkan Bahasa Indonesia dan kursus-kursus yang telah dibuka menandakan banyaknya minat warga di sana untuk belajar Bahasa Indonesia.


Rivai, Ovi Soviaty, dkk. 2010. Pemetaan Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)•di Asia. Jakarta: Pusat Bahasa [PDF]


No comments:

Post a Comment