Bahasa
Indonesia adalah Bahasa Nasional sekaligus sebagai pemersatu bahasa dari
seluruh daerah, suku dan adat di Indonesia. Semakin berkembangnya dunia, Bahasa
Indonesia pun ikut berkembang seiring perkembangan zaman. Perkembangan tersebut
tak hanya tentang perluasan kosakata, tetapi juga meliputi pengajar dan
jangkauan orang asing yang ingin menguasai Bahasa Indonesia. Tak ayal, Bahasa
Indonesia bagi penutur asing (BIPA) sangat dibutuhkan. Pada perkembangannya, BIPA
telah tersebar diberbagai mancanegara. Menurut Dadang Sunendar, Kepala Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud yang dikutip oleh Republika,
mengatakan bahwa tahun ini BIPA akan lebih terfokus dengan Negara yang berada
di Kawasan ASEAN (2016). Dengan diumumkannya penyebaran BIPA ke Negara ASEAN,
tak berarti BIPA kurang tersebar rata ke Negara-negara lainnya. Cina, Jerman,
Prancis, Amerika Serikat, Jepang, Maroko, Tunisia, dan Mesir adalah contoh
Negara selain Kawasan ASEAN yang menerima BIPA.
Dalam
penyebarannya ke Negara selain ASEAN, Amerika adalah Negara yang telah menerima
pengajar BIPA sejak abad ke 20-an. Profil BIPA dan program BIPA yang terdapat
di Amerika dan Jepang belum diketahui pasti walau ada satu atau dua sumber
mengatakan bahwa program yang masuk di kedua negara tersebut yaitu program umum,
namun penyelenggaraan BIPA dan perkembangan BIPA di Amerika telah diekspos ke
media. Seperti yang diposting oleh Robita, tentang sejarah dan perkembangan
BIPA, setidaknya ada sembilan universitas yang mengajarkan BIPA, seperti University
of California, Cornell University, Michigan University, dan Hawaii University yang
dibantu oleh KBRI dalam pengelolaannya (2012). Dalam pengajaran di Amerika
Serikat (AS),pengajar BIPA juga harus menyesuaikan metodenya seperti yang
dikutip oleh republika dengan terpilihnya pengajar BIPA, tak hanya pengajar
tetapi juga panitia penyeleksi juga menyesuaikan kemampuan dan gaya mengajar yang
dipakai di Negara tersebut. Apabila sudah sesuai, para pengajar BIPA yang
bekerjasama dengan KBRI dan KJRI di AS menerima mereka untuk menempati tempat
yang disediakan sekolah, universitas ataupun rumah bahasa (Fizriyani, 2016).
Menengok
ke Jepang, sama halnya dengan Amerika tentang profil dan jenis program belum
jelas tereksposnya ke media. Namun, sudah dipastikan bahwa BIPA di Negara
tersebut telah diadakan sejak 1990-an dan berkembang melalui penyelenggaraan di
26 universitas. Ada 6 universitas sebagai mata kuliah wajib pada jurusan Bahasa
Indonesia yaitu di Tokyo University of Foreign Studies, Tenri University,
Lembaga Ilmu-ilmu Bahasa Asia-Afrika, dan Kyoto Career College of Foreign
Languages. Adapun BIPA dijadikan sebagai mata kuliah pilihan di 17 universitas lainnya,
serta ada program kelas malam yang tentu saja mengajarkan Bahasa Indonesia yang
disebut open college. Selain itu, lembaga non formal pun banyak yang
mengajarkan Bahasa Indonesia yaitu di lembaga kursus dan pusat-pusat
kebudayaan, seperti seperti INJ Culture Center, Yomiuri Culture Center, Asahi
Culture Center, Mainichi Culture Center, NHK Culture Center, B & B Language
Training School, Japan Asia Culture Center, Asia Bunka Kaikan, dan IC Nagoya.
Dengan mengetahui hal ini, dapat diketahui bahwa perkembangan BIPA di Negara
Jepang termasuk pesat dengan banyaknya universitas yang mengajarkan Bahasa
Indonesia dan kursus-kursus yang telah dibuka menandakan banyaknya minat warga
di sana untuk belajar Bahasa Indonesia.
Referensi:
H. S., Widodo. 2010. Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing ModelTutorial. [Online]
H. S., Widodo. 2010. Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing ModelTutorial. [Online]
Rivai, Ovi
Soviaty, dkk. 2010. Pemetaan Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing
(BIPA)•di Asia. Jakarta: Pusat Bahasa [PDF]
No comments:
Post a Comment